Pages

Tuesday, 5 November 2013

April Fool’s Day hari Pengusiran Umat Islam dari sepanyol

Pada 2 September 1609, rezim Raja Spanyol Philip III telah meluncurkan program pengusiran terhadap 300.000 Moriscos (sebutan untuk Mualaf Spanyol - red), dari negeri Spanyol.

Perintah pengusiran yang pertama memberikan kesempatan terhadap para Moriscos dari wilayah timur Valencia selama tiga hari untuk sampai ke pelabuhan terdekat, dengan tidak membawa koper lain selain apa yang bisa mereka bawa, setelah terjadi penundaan yang hukumannya akan berakibat kematian terhadap mereka.

Spanyol menandai peringatan 400 tahun peluncuran pengusiran massal kaum Moriscos pada hari Selasa kemarin, hal ini secara luas dianggap sebagai contoh awal pembersihan etnis dan sebagai kerugian yang besar sehingga menunda perkembangan negara. Pemerintah Spanyol, bagaimanapun, memperingati peristiwa ini secara tidak resmi dan mereka merasa "kurang nyaman" untuk memperingatinya secara terang-terangan.

Umat Islam Spanyol dikenal sebagai kaum Moor menguasai bagian Semenanjung Iberia dari ke-8 ke abad ke-15. Berlawanan dengan keyakinan yang tersebar selama ini ternyata sebagian besar Muslim penakluk dan pemukim bukanlah orang Arab, tapi orang Afrika Utara Berber (Amazigh), dan banyak pribumi asal Spanyol juga masuk Islam. Muslim Spanyol, yang dikenal dengan nama Al-Andalus adalah sebuah mercusuar bagi sebuah kebudayaan yang tinggi pada abad pertengahan Eropa, dengan puncak peradabannya pada abad ke-10.

Akibat Melemahnya dan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan Moor di Spanyol, umat Kristen dibawah kepemimpinan raja Katolik Ferdinan dan Ratu Isabella merebut kembali negara itu pada tahun 1492.

Pada tahun yang sama, kedua pasangan raja dan ratu Katolik ini mengusir semua orang Yahudi dari kerajaan mereka dan mereka berkeinginan bersatu di bawah homogenitas identitas Kristen.

Awalnya umat Islam Spanyol diberitahu bahwa mereka dapat terus tetap dengan keyakinan Islam mereka, tetapi janji itu hanya terjadi beberapa tahun saja. Pada abad ke-16, bukan hanya umat Islam dipaksa untuk masuk agama Kristen, tapi mereka juga dipaksa untuk meninggalkan bahasa Arab, pakaian muslim, adat, dan semua jejak budaya asli mereka.

Namun banyak kaum Moriscos terus menerapkan Islam secara rahasia dan diam-diam, Atas keraguan mereka tentang ketulusan terhadap iman Kristiani membuat mereka mengalami penyiksaan dan inquisisi (pembantaian). Ada juga keraguan tentang kesetiaan mereka kepada raja, dan raja Philip III takut mereka mungkin akan meminta bantuan invasi kepada kekhalifaan Ottoman ke Spanyol. Akhirnya, ketika raja Philip III Menderita kekalahan de-facto dalam perang melawan Protestan di Belanda 1609 dan untukmencegah adanya perlawanan atas musuh internal, kaum Moriscos diperintahkan untuk pergi dan diusir dari Spanyol.

Pengusiran dimulai di Valencia, di mana 30 persen pendudukya merupakan Mualaf. Pengusiran kaum Moriscos dari Spanyol, yang berlangsung 1609-1614, merupakan salah salah satu yang terbesar dalam sejarah negara itu.

Eksodus terjadi dalam kondisi yang brutal, hingga menyebabkan lebih dari 12.000 orang mati dalam proses pengusiran.

Sebagian besar Moriscos dikapalkan ke Afrika Utara, di mana mereka menciptakan kekayaan dan memberikan kontribusi kepada budaya Maroko, Aljazair dan Tunisia. Beberapa bahkan menyeberangi Sahara ke Mali atau Benin. Sebagian yang lain meninggalkan Spanyol untuk pergi menuju Perancis dalam rangka melakukan perjalanan ke Istanbul, sementara beberapa pergi ke Amerika Latin.

Sebagian dari kaum Moriscos terpaksa menggunakan strategi berbeda untuk tetap tinggal di Spanyol, seperti menggunakan suap, menikah dengan orang Kristen, memasuki gereja atau melakukan pemberontakan yang mana memaksa mereka harus ditekan dan dibantai.


Sekitar 80 akademisi dari Spanyol, Tunisia, Aljazair, Maroko, Prancis, dan beberapa negara lainnya berdiskusi dalam sebuah forum internasional tentang umat Islam yang secara kolektif diasingkan dari Granada 400 tahun lalu.

Pada 1492, setelah jatuhnya Kota Granada-Andalusia, sebagian besar umat Islam diasingkan dari bumi Islam, Andalusia (Spanyol). Sementara itu sisanya dipaksa masuk agama Kristen. Tidak cukup dengan hal demikian, umat Islam pun mengalami siksaan yang memilukan setiap tahunnya, yaitu dibakar hidup-hidup.

Saat ini, banyak umat Islam Spanyol yang menyadari bahwa leluhur mereka merupakan muslim Andalusia.

9 April 2009 lalu genap sudah 400 tahun terjadinya salah satu gerakan pengusiran terbesar sepanjang sejarah, yang mengeluarkan muslim Andalus yang telah hidup di bumi tumpah darahnya selama 8 abad, sekaligus juga membangun peradaban Islam yang gemilang dan menjadi salah satu peradaban yang paling penting.

Para sejarawan memperkirakan jumlah umat Islam yang diusir ada sekitar 250 ribu–350 ribu jiwa. Hal itu mengindikasikan bahwa sebagian mereka pergi ke pantai utara Maroko dan sisanya pergi ke Tunisia.

Seorang penulis kenamaan Spanyol Juan Guytesillo menyatakan peristiwa tersebut sebagai pengusiran sekaligus pemusnahan etnis dan agama yang pertama kali terjadi di Eropa.

Penulis Spanyol lainnya, Emilio Paistorius mengatakan bahwa pengusiran bangsa Moor (muslim) dari Andalusia merupakan kejahatan terbesar kedua. Sedangkan kejahatan terbesar yang pertama adalah pencurian buku-buku milik kaum muslimin oleh Ratu Isabella, yang kemudian dibakar di depan pintu gerbang ar-Raml (Bab al-Raml), Granada, kecuali buku-buku kedokteran Islam.

Islam bercokol di semenanjung Iberia (Andalusia, kini Spanyol, Portugal dan Andorra) selama kurang lebih 8 abad (8–16 M). Selama rentan waktu itu pula, Islam mampu menyulap semenanjung yang semula daerah pinggiran itu menjadi salah satu pusat peradaban dunia dan sentral ilmu pengetahuan sejagat. Ribuan cendikiawan, jutaan jilid buku, dan ratusan bangunan bersejarah Arab-Islami mengabadikan kisah kegemilangan peradaban Islam di bumi Andalusia itu.

Dan dari Islam-Andalusia pula, bangsa Eropa (kembali) mengenal ilmu pengetahuan hingga akhirnya mengilhami abad pencerahan, aufklarung, renaissance, dan kebangkitan di benua itu.

Transmisi ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang beralur dari Andalusia ke kota-kota Eropa lainnya. Filsuf Inggris abad pertengahan Roger Bacon menyatakan, kebangkitan Eropa sangat berhutang kepada peradaban Islam Andalusia.


Pada 31 Maret 1492, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella menandatangani Perintah Pengusiran (Edict of Expulsion) yang dibuat untuk membersihkan Spanyol dari kaum Yahudi. Orang-orang Yahudi juga diberi pilihan: dibaptis masuk Kristen atau dideportasi. Menurut Armstrong, banyak kaum Yahudi yang sangat mencintai Andalus (nama lama dari kerajaan muslim di Spanyol), sehingga mereka terpaksa masuk Kristen supaya tetap tinggal di Spanyol.

Namun, banyak pula kaum Yahudi yang tidak sudi untuk memeluk agama Kristen, yang mereka tahu pasti menyimpang dari ajaran nabi-nabi mereka selama ribuan tahun. Maka sekitar 80.000 orang Yahudi kemudian menyeberang ke Portugal, dan ada 50.000 orang yang mengungsi ke kerajaan baru Islam Utsmaniyah, dimana mereka disambut dengan baik. Banyak diantara orang-orang Yahudi yang diusir keluar itu tewas dalam perjalanannya karena dirampok secara keji oleh orang-orang Kristen.

Selain bermotif keagamaan, pengusiran kaum Yahudi dan Muslim dari Spanyol oleh Ferdinand dan Isabella juga memberikan banyak kekayaan kepada para penguasa Kristen Spanyol. Dengan pengusiran itu, mereka berhasil menguasai seluruh kekayaan Yahudi dan Muslim dan menjual mereka sebagai budak. Bahkan, diantara mereka yang diusir itu, mereka dirampok di tengah jalan dan sering dibedah perutnya untuk mencari emas yang diduga disembunyikan dalam perut kaum yang terusir itu.

Masa kekuasaan Ferdinand -The King of Aragon- dan Isabella -the Queen of
Castile- dicatat sebagai puncak persekusi kaum Yahudi dan Muslim di panyol.
Keduanya dikenal sebagai “the Catholic Kings”, yang dipuji sebagai pemersatu Spanyol. Namun berlumuran darah ribuan umat Islam dan Yahudi yang mereka bantai.


Dahulu kala, Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam namun memperaktekkan kehidupan secara Islam. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur’an tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur’an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, untuk bir dan juga segala hal yang diharamkan dalam Islam. Jika mereka membaca tentang hijab di Al-Qur’an, mereka mempraktekkannya tidak seperti kebanyakan kita sekarang (^^,).

Kaum Kafir mencoba membersihkan Islam dari kekuasaan Spanyol, mereka selalu gagal. Telah beberapa kali dicoba tapi selalu tidak berhasil. Lalu mereka mengirim pengintai ke Spanyol untuk mempelajari Islam dan menemukan bahwa kekuatan yang dimiliki kaum Muslim adalah taqwa. Begitu kaum Kristen mengetahui kekuatan umat Islam, mereka mencari strategi untuk menghancurkannya.

Mulailah dengan mengirim alkohol dan cigarette secara gratis kepada mereka. Taktik ini cukup berhasil dan melemahkan keyakinan umat Islam terutama kaum mudanya. Hasil dari usaha ini adalah jatuhnya Spanyol dari kekuasaan umat Islam dan mengakhiri penguasaan umat Islam seluruhnya terhadap Spanyol selama delapan ratus tahun.

Daerah terakhir yang jatuh kepada kekuasaan kaum Kristen adalah Grenada (Ghornata) pada tanggal 1 April.

Dibalik perayaan April Mop (April Fool’s Day) ini, sangat dipercayai bahwa
April Mop mula mula dirayakan pada saat kejatuhan kerajaan Islam di spanyol.

Setelah sekian lama berkuasa di Granada, Spanyol, kerajaan Islam akhirnya
runtuh diserang tentara-tentara Kristen. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (orang Moors) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen tidak puas dan berusaha untuk menghapuskan orang-orang Islam dari Spanyol.

Penduduk-penduduk Muslimin ini, diberitahu bahwa mereka diperbolehkan
berlayar keluar dari Spanyol dengan barang-barang keperluan mereka dengan menggunakan kapal-kapal yang berlabuh di perlabuhan.

Orang-orang Muslimin khawatir dan curiga atas tawaran tersebut, dikhawatirkan tawaran tersebut merupakan suatu penipuan, kemudian mereka pergi ke pelabuhan untuk melihat apakah ada kapal yang dimaksud oleh tentara Kristen dan setelah dilihat keberadaan kapal- kapal tersebut memang ada di pelabuhan, merekapun membuat persiapan untuk berlayar.

Keesokan harinya (1 April), mereka mengambil semua barangan yang telah
disiapkan lalu menuju ke pelabuhan. Pada saat itulah, pihak Kristen
mengambil kesempatan menggeledah dan membakar rumah penduduk-penduduk Islam itu. Bahkan mereka juga tidak sempat untuk menaiki kapal karena semuanya telah musnah dibakar.

Pihak Kristen kemudian menyerang kaum Muslimin dan membunuh kesemuanya, lelaki, perempuan, serta anak-anak kecil. Peristiwa berdarah yang meyedihkan ini kemudiannya dirayakan oleh tentara Kristen. Perayaan ini akhirnya dirayakan setiap tahun bukan saja di Spanyol tetapi juga di seluruh dunia sebagai April Fool’s Day

   

No comments:

Post a Comment