Hal ini mendorong orang- orang eropah mencari jalan sendiri ke dunia Timur untuk mendapatkan rempah-rempah yang sangat mereka perlukan. dari daerah asal sehingga harganya lebih murah dan dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya apabila di jual di eropah.
Masuknya Bangsa Portugis ke nusantara
Orang portugis yang memulakan pelayaran melalui arfika.Bangsa Portugis telah berjaya sampai di goa, India (Kalikut) pada tahun 1498. Bangsa
Portugis pada asalnya pura-pura hendak berniaga dan berhasil mendapat tapak.Lama kelamaan portugis menghantar lebih ramai lagi askar untuk menawan goa dan berhasil menawan goa dan di jadikan markas tentera dan gudang perdaganggan.Pada tahun1509 secara rasmi portugis menjajah goa.
pada tahun 1509 portugis menggunakan cara yang sama ketika menawan goa.Mula-mula datang untuk berniaga sambil merisik kekuatan kota melaka.Pada tahun 1511 di bawah pimpinan d'Albuquerque Portugis berjaya menawan Malaka. Dari Malaka di bawah pimpinan d'Abreu tahun 1512
Portugis telah belayar mencari daerah di mana lada fi tanam,maka sampai di Maluku dan diterima baik oleh Sultan Ternate
yang pada waktu itu sedang bermusuhan dengan Tidore. Portugis berhasil
mendirikan markas,gudang dan kem askar dan mendapatkan hak monopoli perdagangan
rempah-rempah.
Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis
juga aktif menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang
terkenal ialah Franciscus Xaverius. Portugis ini tidak hanya memusatkan
kegiatannya di Indonesia bagian timur (Maluku ), tetapi juga ke
Indonesia bagian barat (Pajajaran). Pada tahun 1522 Portugis datang ke
Pajajaran di bawah pimpinan Henry Leme dan disambut baik oleh Pajajaran
dengan maksud agar Portugis mau membantu dalam menghadapi ekspansi
Demak.
Terjadilah Perjanjian Sunda Kelapa (1522) antara Portugis dan Pajajaran, yang isinya sebagai berikut.
1)Portugis diijinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
2)Pajajaran akan menerima barang-barang yang dibutuhkan dari Portugis termasuk senjata.
3)Portugis akan memperoleh lada dari pajajaran menurut kebutuhannya.
Awal tahun 1527 Portugis datang lagi ke Pajajaran untuk merealisasi
Perjanjian Sunda Kelapa, namun disambut dengan pertempuran oleh pasukan
Demak di bawah pimpinan Fatahilah. Pertempuran berakhir dan namanya
diganti menjadi Jayakarta, artinya pekerjaan yang jaya (menang).
Masuknya Bangsa Sepanyol ke nusantara
Kedatangan bangsa Portugis sampai di Indonesia (Maluku) di ketahui oleh bangsa Spanyol. Ekspedisi pertama bangsa Spanyol di bawah pimpinan
Magelhaen, pada 7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu.
Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja Cebu sebab pada waktu itu
Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan. Persekutuan dengan Cebu ini harus
dibayar mahal Spanyol sebab dalam peperangan ini Magelhaen terbunuh.
Dengan meninggalnya Magelhaen, ekspedisi bangsa Sepanyol di bawah
pimpinan Sebastian del Cano melanjutkan usahanya untuk menemukan daerah
asal rempah-rempah. Dengan melewati Kepulauan Cagayan dan Mindanao
akhirnya sampai di Maluku (1521).
Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima
baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan
Portugis.
Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan
pelanggaran atas "hak monopoli". Oleh karena itu, timbullah persaingan
antara Portugis dan Spanyol.
Sebelum terjadi perang besar, akhirnya diadakan Perjanjian Saragosa (22 April 1529) yang isinya sebagai berikut.
1) Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan memusatkan kegiatannya di Filipina.
2) Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.
Masuknya Bangsa Belanda ke nusantara
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah
di Lisbon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di
bawah penjajahan Spanyol.
Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil
rempah-rempah dari Lisbon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol.
Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan
Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan ke nusantara.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan
empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam
pelayarannya menuju ke timur, Belanda melalui route Pantai Barat Afrika
–Tanjung Harapan–lautan Hindia–Selat Sunda–Banten.
Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad
(1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya
diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang
di Banten.
Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian
diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan
perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali.
Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan
Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan
November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang
memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap
Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para
penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan
rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah
kapalnya yang lain menuju ke Maluku.
Sejarah syarikat perniagaan eropah
Para pedagang Inggris yang memulai mendirikan syarikat perusahaan dagang
di Asia pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The Britisch East India
Company dan berpusat di Calcutta.
Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 yang dinamakan Verenigde
Oost-Indische Compagnie - VOC
Prancis pun tak mau ketinggalan yang dinamakan French East India
Company tahun 1604.
Pada 20 March 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde
Oost-Indische Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). VOC
membuka pejabat dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai
oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1.Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
2.Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik
dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3.Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik import maupun eksport
Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, iaitu Portugis, Sepanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda,
untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk
menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda VOC diberi
wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu,
VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda –yang waktu itu
masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan
menyatakan perang terhadap suatu negara.
Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara.
Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (Piagam/Charta) tanggal 20 Maret 1602 meliputi:
1. Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur
Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai
perdagangan untuk kepentingan sendiri;
2. Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk:
1. memelihara angkatan perang,
2. memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian,
3. merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Belanda,
4. memerintah daerah-daerah tersebut,
5. menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan
6. memungut cukai
Belanda konsisten menggunakan kekuatan bersenjata untuk memuluskan
perdagangannya dan menjalankan taktik divide et impera (memecah-belah
dan kemudian menguasai). Apabila ada konflik internal di satu kerajaan,
atau ada pertikaian antara satu kerajaan dengan kerajaan tetangganya,
Belanda membantu salah satu pihak untuk mengalahkan lawannya, dengan
imbalan yang sangat menguntungkan bagi Belanda, termasuk antara lain
memperoleh sebagian wilayah yang bersama-sama dikalahkan. Dengan tipu
muslihat dan bantuan penguasa setempat, Belanda berhasil mengusir
Portugis dari wilayah yang mereka kuasai di Maluku, yang sangat kaya
akan rempah-rempah, yang mahal harganya di Eropa.
Runtuhnya VOC.
Sejak tahun 1780-an terjadi peningkatan kos operasi dan menurunnya hasil
keuntungan penjualan, yang menyebabkan kerugian perusahaan dagang tersebut. Hal ini
disebabkan oleh rasuah, kolusi dan nepotisme yang dilakukan oleh para
pegawai VOC di Asia Tenggara, dari pejabat rendah hingga pejabat tinggi,
termasuk para residen. Misalnya beberapa residen Belanda memaksa rakyat
untuk menyerahkan hasil produksi kepada mereka dengan harga yang sangat
rendah, dan kemudian dijual lagi kepada VOC melalui kenalan atau
kerabatnya yang menjadi pejabat VOC dengan harga yang sangat tinggi.
Karena korupsi, lemahnya pengawasan administrasi dan kemudian konflik
dengan pemerintah Belanda sehubungan dengan makin berkurangnya
keuntungan yang ditransfer ke Belanda karena dikorupsi oleh para pegawai
VOC di berbagai wilayah, maka kontrak VOC yang jatuh tempo pada 31
Desember 1979 tidak diperpanjang lagi dan secara resmi dibubarkan tahun
1799.
No comments:
Post a Comment